Sebagai seorang petani yang setiap
waktu selalu bercocok tanam, tentunya kita banyak mendapat tantangan dari berbagai
hama-hama yang merusak tanaman. Alangkah sedihnya, setelah berbulan bulan
merawat tanaman,lalu la
han kita dimasuki dan dirusak hama. Panen akan gagal dan petani akan mengalami rugi bila hal ini terjadi.
Salah satu hama paling dibenci petani adalah babi hutan, binatang ini memang
sangat merepotkan, jagung atau ubi yang tinggal menunggu waktu untuk dipanen
tiba-tiba porak poranda hanya dalam beberapa malam. Banyak upaya yang dilakukan
petani untuk menghindari hama ini, mulai dari memasang pagar disekeliling
tanaman, berburu , memasang jerat, meracun dan sebagainya. Dibawah ini akan
saya jelaskan salah satu cara untuk mengatasi hama babi hutan ini. Pengalaman
ini saya dapatkan dari teman-teman sesama petani yang kebetulan tidak punya
blog dan mewakilkan kepada saya untuk menulisnya pada situs ini. Cara ini sudah
pernah saya praktekkan.
Beberapa waktu yang lalu saya pernah menanam jagung manis dan jagung
untuk pakan ayam peliharaan saya pada lahannya tidak terlalu luas, kira-kira sekitar
1000 m².
Setelah jagung berbunga mulai terlihat tanda-tanda bahwa malam hari lahan saya
telah dikunjungi sang babi tersebut. Ini nampak dari bekas-bekas serudukannya di
tanah sekitar lahan. Mula-mula saya bingung untuk menggunakan cara apa agar jagung
saya bisa selamat. Kalau memasang pagar modalnya terlalu besar bila dibandingkan
dengan hasil yang akan saya dapatkan dari panen kelak. Tidak rela rasanya
berbagi hasil dengan si babi karena saat menyiapkan lahan, menanam serta merawat
jagung mereka tidak pernah membantu. Akhirnya setelah tanya sana sini salah seorang
teman menyarankan saya untuk menggunakan cara berikut.
Teman saya tersebut menyuruh saya untuk menyediakan Kapur Barus, Terasi, Sabun Mandi dan
Oli Bekas. Semua bahan itu gampang dicari dan harganyapun tidak terlalu mahal.
Pertama sekali kapur barus, terasi dan sabun mandi digiling menjadi satu lalu
dibuat menjadi beberapa bulatan kecil-kecil sebesar ukuran bakso dan dibungkus
dengan kain. Kemudian bulatan-bulatan yang telah dibungkus kain tersebut direndam dengan
oli bekas dan dipasang disekeliling lahan. Cara pasangnya adalah dengan
mengikat pada kayu kecil setinggi kira-kira ½ meter, dengan jarak antar tiap kayu ± 2 meter. Pemasangan ini bisa
diulang sebanyak dua kali sampai pada masa panen.
Ternyata
setelah mengikuti anjuran teman tersebut, jagung saya berhasil panen dengan
selamat tanpa gangguan babi hutan. Saya tidak tahu apakah resep ini manjur atau
hanya kebetulan saja, tapi tidak ada salahnya bila pembaca ikut mencoba cara
saya ini. Mudah-mudahan bisa berhasil juga seperti saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar