Cara Tradisional Pembuatan Kopi Menjadi Bubuk

Antara kopi hasil buatan mesin dengan kopi yang diolah secara tradisional ada perbedaan. Masing-masing punya citarasa yang tersendiri, banyak orang yang menyukai kopi hasil roasting, tapi masih banyak pula yang tetap setia menikmati kopi yang diproses secara tradisional. Berikut proses pembuatan bubuk kopi tradisional  yang secara singkat akan saya paparkan disini.

Untuk mendapatkan rasa kopi yang enak, kita harus memetik buah kopi yang benar-benar matang dan berwarna merah sempurna, buah tersebut

kemudian direndam di dalam air agar terpisah buah yang bagus dengan buah yang kurang baik. Biasanya buah kopi yang kurang baik akan mengapung. Selanjutnya setelah didapat buah yang bagus, kulitnya dibuang dengan cara digiling di mesin pengupas buah kopi. Hal ini bisa juga dilakukan dengan cara dipencet satu persatu, tapi akan membutuhkan waktu yang agak lama. Kemudian biji kopi direndam selama 1 malam untuk membuang lendir yang menempel pada biji.

Pagi harinya setelah dicuci sampai bersih dan sampai terasa kesat biji kopi dijemur dulu di bawah sinar matahari langsung selama 2 hari sehingga mudah ditumbuk dengan lesung untuk membuang cangkang bijinya. Setelah ditumbuk, biji kopi ditampi dengan nyiru (tampah) agar terpisah dari cangkangnya. Biji lalu dijemur lagi selama 3 hari sampai kering sempurna dan siap disangrai.

Menyangrai atau menggonseng kopi dianjurkan memakai tungku kayu  karena akan menambah kenikmatan tersendiri, pakailah wadah dari wajan besi yang tebal, bukan wajan aluminium sehingga panasnya akan merata dan stabil. Usahakan api tungku tidak terlalu besar agar kopi tidak gosong. Selama menyangrai kopi harus tetap dibolak balik secara rutin sampai warnanya berubah menjadi coklat kehitaman dan aromanya tercium. Setelah matang kopi ambil dari wajan dan diangin-anginkan sampai menjadi dingin. Kemudian biji kopi ditumbuk dengan lesung sampai halus, diayak, dan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Bubuk kopi siap dinikmati.