Selasa, 31 Januari 2017

Agar Tanaman terhindar dari hama Babi Hutan

Sebagai seorang  petani yang setiap waktu selalu bercocok tanam, tentunya kita banyak mendapat tantangan dari berbagai hama-hama yang merusak tanaman. Alangkah sedihnya, setelah berbulan bulan merawat  tanaman,lalu la

han kita dimasuki dan dirusak  hama. Panen akan gagal dan petani akan mengalami rugi bila hal ini terjadi.

Salah satu hama paling dibenci petani adalah babi hutan, binatang ini memang sangat merepotkan, jagung atau ubi yang tinggal menunggu waktu untuk dipanen tiba-tiba porak poranda hanya dalam beberapa malam. Banyak upaya yang dilakukan petani untuk menghindari hama ini, mulai dari memasang pagar disekeliling tanaman, berburu , memasang jerat, meracun dan sebagainya. Dibawah ini akan saya jelaskan salah satu cara untuk mengatasi hama babi hutan ini. Pengalaman ini saya dapatkan dari teman-teman sesama petani yang kebetulan tidak punya blog dan mewakilkan kepada saya untuk menulisnya pada situs ini. Cara ini sudah pernah saya praktekkan.


Beberapa waktu yang lalu saya pernah menanam jagung manis dan jagung untuk pakan ayam peliharaan saya pada lahannya tidak terlalu luas, kira-kira sekitar 1000 m². Setelah jagung berbunga mulai terlihat tanda-tanda bahwa malam hari lahan saya telah dikunjungi sang babi tersebut. Ini nampak dari bekas-bekas serudukannya di tanah sekitar lahan. Mula-mula saya bingung untuk menggunakan cara apa agar jagung saya bisa selamat. Kalau memasang pagar modalnya terlalu besar bila dibandingkan dengan hasil yang akan saya dapatkan dari panen kelak. Tidak rela rasanya berbagi hasil dengan si babi karena saat menyiapkan lahan, menanam serta merawat jagung mereka tidak pernah membantu. Akhirnya setelah tanya sana sini salah seorang teman menyarankan saya untuk menggunakan cara berikut.

Teman saya tersebut menyuruh saya untuk menyediakan Kapur Barus, Terasi, Sabun Mandi dan Oli Bekas. Semua bahan itu gampang dicari dan harganyapun tidak terlalu mahal. Pertama sekali kapur barus, terasi dan sabun mandi digiling menjadi satu lalu dibuat menjadi beberapa bulatan kecil-kecil sebesar ukuran bakso dan dibungkus dengan kain. Kemudian bulatan-bulatan yang  telah dibungkus kain tersebut direndam dengan oli bekas dan dipasang disekeliling lahan. Cara pasangnya adalah dengan mengikat pada kayu kecil setinggi kira-kira ½ meter, dengan jarak antar  tiap kayu ± 2 meter. Pemasangan ini bisa diulang sebanyak dua kali sampai pada masa panen.
 
Ternyata setelah mengikuti anjuran teman tersebut, jagung saya berhasil panen dengan selamat tanpa gangguan babi hutan. Saya tidak tahu apakah resep ini manjur atau hanya kebetulan saja, tapi tidak ada salahnya bila pembaca ikut mencoba cara saya ini. Mudah-mudahan bisa berhasil juga seperti saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar